Rabu, 18 November 2015

6 Prinsip Laporan Keuangan Yang Valid





6 Prinsip Laporan Keuangan Yang Valid 

Pada prinsipnya laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan anda minimal terdiri dari laporan laba rugi, laporan neraca dan laporan arus kas. Laporan laba rugi berisikan mengenai omzet dan biaya yang anda dapatkan selama periode tertentu. Sedangkan laporan neraca berisikan posisi aktiva dan pasiva anda sampai pada akhir periode tertentu. Lalu untuk laporan arus kas biasanya berisikan posisi keluar masuknya uang anda berasal dan digunakan untuk apa saja. Namun ternyata dari ketiga laporan yang diberikan kepada anda sebagai pimpinan perusahaan, ada aspek-aspek dalam laporan keuangan tersebut yang menjadi kunci utama, apakah laporan keuangan tersebut valid.

Ternyata selama kami melakukan konsultasi diberbagai macam bidang bisnis, ada 6 Prinsip Laporan Keuangan Yang Valid. Lalu apakah ke 6 prinsip tersebut? Baiklah, marilah kita bahas satu persatu.

1. PASTIKAN ALIRAN UANG ANDA TIDAK BOCOR !

Hal yang menjadi prioritas utama dalam laporan keuangan adalah kas dan setara kas. Kas dan setara kas ini bisa berasal dari kas besar, kas kecil dan bank. Untuk kompononen kas dan setara kas ini sebaiknya harus memiliki bukti-bukti transaksi yang riil dan lengkap.Pastikan bahwa departemen finance juga harus memiliki buku kas dan mencetak rekening koran yang dimiliki oleh perusahaan. Kas dan setara kas ini merupakan awal mula dari segala transaksi yang berkaitan operasional perusahaan, so untuk transaksi pembelian ataupun penjualanpun akan berasal dari transaksi kas. Ketika menerima laporan keuanganpun pastikan saldo akhir dan saldo awal pada akun kas bank sudah sesuai dengan buku kas dan buku bank.

2. PILIH SUPPLIER YANG TEPAT DAN BAYAR SESUAI DENGAN PERIODE YANG EFEKTIF ! 

Hal kedua yang menjadi prioritas dalam menentukan laporan keuangan yang valid adalah pastikan bahwa saldo hutang usaha sudah benar, jangan sampai ada hutang usaha yang belum terbayar namun secara laporan keuangan anda, statusnya sudah terbayar. Lalu bagaimana mengatasi hal tersebut? Transaksi pembelian dimulai dengan adanya proses pembelian kepada supplier. Tentunya dalam hal ini anda sebagai pimpinan harus meminta dan menentukan supplier terbaik yang diajak kerjasama (tentunya dalam hal ini informasi anda harus minta juga kepada bagian purchasing). Setelah menentukan supplier terbaik, tentunya ketika melakukan pembelian haruslah ada bukti yang jelas. Apabila diperlukan tugaskan bagian khusus untuk mengecek kebenaran harga yang diberikan kepada anda. Pada beberapa waktu tertentu, tugaskan bagian khusus tersebut juga untuk melakukan konfirmasi hutang kepada supplier tersebut. Tentunya hal ini bertujuan agar dapat menghalangi tindak kecurangan yang terjadi didepartemen purchasing dan finance. Bagian khusus tersebut biasanya bagian internal audit. Hutang usaha juga harus diperhatikan untuk termin pembayaran yang harus dilakukan. Apabila memang dalam hutang usaha tersebut, termin yang ada bisa mendapatkan termin yang cukup panjang, tentunya akan lebih meningkatkan performa cash flow anda. So pastikan agar bagian Finance anda dapat melakukan negosiasi dengan pihak supplier, agar mendapatkan termin pembayaran yang efektif.

3. JAGA PIUTANG ANDA DAN BUAT SECEPAT MUNGKIN TERTAGIH ! 

Pada posisi piutang usaha sering kali terjadi, ketika piutang tersebut tertagih namun masuk ke kantong sales ataupun finance. Hal ini terjadi karena tidak adanya kontrol yang kuat. Untuk haltersebut, coba tunjuk bagian khusus yang bisa melakukan konfirmasi piutang secara berkala. Hal ini untuk mencegah terjadinya pengambilan tagihan dari pihak sales ataupun bagian finance. Untuk posisi piutang pun usahakan bahwa termin yang diberikan jangan terlalu lama, dikarenakan piutang yang terlalu lama akan menyebabkan posisi cash flow anda akan mengkhawatirkan. Secepat mungkin tagih piutang anda dan pastikan piutang yang ada dilaporan keuangan anda benar !

4. STOK OPNAME SUATU KEHARUSAN !

Posisi yang tidak kalah penting dalam laporan keuangan adalah posisi STOK. Stok atau dengan kata lain adalah persediaan adalah suatu pintu yang menghubungkan antara transaksi pembelian, produksi dan penjualan. Tentunya didalam akun persediaan ini fraud yang terjadi bisa cukup besar. Maka dari itu pastikan bahwa bagian accounting sudah melalukan stok opname setiap periode yang disepakati. Stok opname minimal dilalukan oleh beberapa orang pada suatu titik, hal itu untuk mencegah kecurangan yang mungkin terjadi antara bagian gudang dan bagian yang menghitung stok. Pastikan juga bahwa dalam gudang barang, seluruh stok sudah diberikan kartu stok yang benar dan ditata sedemikian rupa agar dapat dilakukan stok opname secara mudah.

5. DAPATKAN RINCIAN AKTIVA TETAP ! 

Pastikan dalam laporan keuangan yang anda dapatkan memiliki rincian aktiva tetap detail yang dimiliki oleh perusahaan, yang mana didalamnya juga memuat rincian nilai perolehan dan akumulasi depresiasi yang telah terjadi. Pastikan juga bahwa aktiva tersebut memiliki nomor aktivadan lokasi. Hal itu dapat memudahkan anda untuk mentrace dimana posisi aktiva anda sekarang dan apakah aktiva anda tersebut masih ada atau malah sudah dijual oleh bagian Aset Manajemen perusahaan anda.

6. LIHAT RINCIAN NERACA APAKAH ADA AKUN YANG MENCURIGAKAN ! 

Bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan adalah akun neraca yang lain. Mengapa harus dineraca? Karena pada prinsipnya dineraca terdapat seluruh akun tampungan yang digunakan oleh bagian accounting untuk mencatat transaksi yang unik (selain 5 prinsip yang kita bahas diatas). Didalam neraca biasanya terdapat akun aktiva lain, piutang lain, hutang lain, dsb. Akun-akun inilah yang harus anda perhatikan lebih seksama. Jangan sampai terdapat akun yang mencurigakan, namun tidak anda tanyakan kepada bagian accounting anda. Pastikan apabila ada akun-akun yang terlihat mencurigakan, segera ditanyakan asal usulnya dan ada rincian tertulis dari akun-akun tersebut.
Oke dari ke 6 prinsip yang kita jelaskan diatas, paling tidak anda bisa mengetahui poin-poin yang harus diperhatikan dan dicek pada laporan keuangan anda

Sumber :

D'consulting Business Consultant